Tepat pukul 21.00 selasa malam rumah milik Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto S. Soerjosoemarno didatangi polisi bukan karena sang pemilik rumah tersangkut kasus hokum melainkan karena sang pemilik rumah menerima sebuah paket buku yang mencurigakan. Tim gegana dari POLRI pun langsung mengamankan paket tersebut. Dan setelah di buka ternyata itu memang benar bom buku yang dikirim seseorang.
Bom yang dikirim ke Japto diduga sama dengan paket bom yang ditujukan ke aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla di Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur dan Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN), Cawang, Jakarta Timur. Tak seperti bom di Utan Kayu, yang melukai tiga orang termasuk memutuskan tangan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur Komisaris Polisi Dodi Rahmawan. Akhirnya bom di rumah Japto diledakkan tim Gegana tanpa menimbulkan korban. Paket bom buku bertema seputar 'Pancasila' diledakkan pukul 22.30 WIB. Ledakan terdengar hingga radius 500 meter.
Paket bom di rumah Japto sama dengan di Utan Kayu dan BNN. Namun judul buku yang dikirim kedua tempat itu berbeda yakni "Mereka Harus Dibunuh karena Dosa-Dosa Mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin." Paket buku itu dikirim atas nama Drs Sulaeman Azhar, profesi penulis, dan beralamat di Jalan Bahagia, Gg Panser No 29, Ciomas, Bogor. Nomor telepon selular si pengirim 081332220579.
Japto yang bernama asli Kanjeng Raden Mas Haryo (KRMH) Japto Soelistyo Soerjosoemarno, S.H. lahir di Solo, Jawa Tengah, 16 Desember 1949. Dia adalah tokoh dan pendiri organisasi Pemuda Pancasila.
Beliau menjadi sentral organisasi ini selama tiga dekade. Menjabat sebagai Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila sejak Musyawarah Besar (Mubes) III di Cibubur tahun 1981. Pada Mubes VIII Pemuda Pancasila tahun 2009 di Pondok Gede, dia kembali dikukuhkan menjadi pimpinan tertinggi hingga tahun 2014. Dari organisasi ini Japto kemudian mendirikan Partai Patriot Pancasila dimana hingga kini dia menjabat sebagai ketua umumnya.
referensi:
Bom yang dikirim ke Japto diduga sama dengan paket bom yang ditujukan ke aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla di Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur dan Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN), Cawang, Jakarta Timur. Tak seperti bom di Utan Kayu, yang melukai tiga orang termasuk memutuskan tangan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur Komisaris Polisi Dodi Rahmawan. Akhirnya bom di rumah Japto diledakkan tim Gegana tanpa menimbulkan korban. Paket bom buku bertema seputar 'Pancasila' diledakkan pukul 22.30 WIB. Ledakan terdengar hingga radius 500 meter.
Paket bom di rumah Japto sama dengan di Utan Kayu dan BNN. Namun judul buku yang dikirim kedua tempat itu berbeda yakni "Mereka Harus Dibunuh karena Dosa-Dosa Mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin." Paket buku itu dikirim atas nama Drs Sulaeman Azhar, profesi penulis, dan beralamat di Jalan Bahagia, Gg Panser No 29, Ciomas, Bogor. Nomor telepon selular si pengirim 081332220579.
Japto yang bernama asli Kanjeng Raden Mas Haryo (KRMH) Japto Soelistyo Soerjosoemarno, S.H. lahir di Solo, Jawa Tengah, 16 Desember 1949. Dia adalah tokoh dan pendiri organisasi Pemuda Pancasila.
Beliau menjadi sentral organisasi ini selama tiga dekade. Menjabat sebagai Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila sejak Musyawarah Besar (Mubes) III di Cibubur tahun 1981. Pada Mubes VIII Pemuda Pancasila tahun 2009 di Pondok Gede, dia kembali dikukuhkan menjadi pimpinan tertinggi hingga tahun 2014. Dari organisasi ini Japto kemudian mendirikan Partai Patriot Pancasila dimana hingga kini dia menjabat sebagai ketua umumnya.
referensi:
0 komentar:
Post a Comment