Showing posts with label Sains. Show all posts
Showing posts with label Sains. Show all posts

April 20, 2011

5 Jam per Hari di Depan PC, Bikin Cepat Mati??


Menurut penelitian, menghabiskan waktu lebih dari 5 jam per hari di depan komputer bisa merusak jantung dan menjurus ke kematian lebih cepat. Penyebabnya adalah posisi duduk, terutama duduk bersandar, yang merupakan posisi umum saat orang bekerja dengan komputer, bermain game, ataupun menonton televisi.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Emmanuel Stamatakis, peneliti dari University College London, Inggris. Ia melakukan penelitian terhadap lebih dari 4.500 orang berusia di atas 35 tahun dan hasilnya dipublikasikan di Journal of the American College of Cardiology.

Temuan ini menambah bukti-bukti yang terus terkumpul seputar bahayanya berlama-lama duduk. Padahal, kecenderungan yang terjadi saat ini adalah orang semakin banyak yang duduk di depan komputer saat bekerja di kantor.

“Orang yang menghabiskan waktu lebih dari 4 jam berturut-turut per hari di depan komputer memiliki peluang 125 persen lebih tinggi akan mengalami kematian terkait penyakit jantung dibanding mereka yang hanya menghabiskan waktu kurang dari 2 jam di depan layar,” kata Stamatakis, seperti dikutip dari Examiner, 20 April 2011.

Stamatakis menyebutkan, dari penelitian, mereka juga menemukan bahwa 48 persen orang yang menghabiskan waktu 4 jam di depan komputer berturut-turut juga berpeluang mengalami kematian lebih cepat akibat faktor lain di luar jantung.

Lebih lanjut, mereka yang menghabiskan lebih dari 5 jam di depan komputer per hari, risiko mati lebih cepatnya naik secara signifikan.

Sebelumnya, diperkirakan bahwa mereka yang menghabiskan waktu terlalu banyak di depan komputer, atau juga di depan televisi, merupakan orang yang malas berolahraga dan menyebabkan munculnya penyakit. Namun, dari data yang didapat, tidak demikian.

“Orang yang berolahraga secara reguler di waktu luang mereka juga memiliki peluang untuk mati lebih cepat,” kata Stamatakis.

Peneliti meyakini bahwa penyebabnya memang adalah duduk yang terlalu lama. Posisi tersebut diketahui menyebabkan penurunan 90 persen lipoprotein lipase dan enzim jantung yang sehat. Pembengkakan dan masalah metabolisme yang disebabkan oleh ketidakatifan dalam waktu panjang juga menjadi sumber permasalahan.

Akan tetapi, ada solusi bagi mereka yang terpaksa harus bekerja di depan komputer sepanjang hari. “Anda harus bangun setiap 20 menit dan berjalan kaki sejenak,” kata Stamatakis. “Itu akan menurunkan masalah-masalah tersebut dan mungkin akan meningkatkan peluang Anda untuk hidup lebih lama,” ucapnya.

referensi:

April 10, 2011

Akibat Pengangguran



Menurut penelitian yang dilakukan oleh Eran Shor, profesor sosiologi dari McGill University, Montreal, Kanada, pengangguran menaikkan risiko kematian prematur hingga 63 persen. Kesimpulan ini diambil setelah melakukan survey terhadap 20 juta orang di 15 negara, umumnya negara-negara barat, selama 40 tahun terakhir.


Yang menarik, meski sistem kesehatan di sejumlah negara sudah lebih baik dan berkontribusi terhadap rendahnya tingkat kematian, korelasi antara pengangguran dan risiko tinggi kematian terjadi di seluruh negara yang disurvei. Riset ini sendiri bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan sebab akibat antara pengangguran dan risiko kematian.


“Sampai saat ini, salah satu pertanyaan besar adalah seputar kondisi kesehatan yang ada seperti diabetes, masalah jantung, atau perilaku buruk seperti mengonsumsi rokok, minuman keras, atau obat terlarang menjurus ke pengangguran dan risiko kematian yang lebih besar,” kata Shor, seperti dikutip dari MedIndia, 7 April 2011.


Yang menarik, kata Shor, dari penelitian diketahui bahwa kondisi kesehatan yang sudah ada (sebelum survei) tidak berpengaruh. Ini mengindikasikan bahwa hubungan pengangguran dan kematian menjadi hubungan sebab akibat.


“Kemungkinan, penganggur mengalami tingkat stress yang lebih tinggi dan mempengaruhi status sosioekonomi seseorang,” kata Shor. “Ini menjurus ke kondisi kesehatan yang memburuk dan tingkat kematian yang lebih tinggi,” ucapnya.


Dari penelitian juga diketahui bahwa pengaruh pengangguran terhadap tingkat risiko kematian dan tingkat kematian pada pria lebih tinggi dibanding wanita. Angkanya mencapai 78 persen pada pria dan hanya 37 persen pada wanita. Risiko kematian ini cukup tinggi khususnya bagi mereka yang berusia di bawah 50 tahun.


referensi:

April 9, 2011

Ada Apa Dengan MONALISA???


Tak ada lukisan di dunia yang semisterius Mona Lisa. Masterpiece karya Leonardo Da Vinci ini diyakini menyimpan banyak simbol tersembunyi: dari simbol 'LV' di matanya, angka '72 di lengkung jembatan di latar lukisan, sampai senyumannya yang jadi teka-teki. Yang juga tak kalah bikin penasaran, siapa sebenarnya orang yang dijadikan model lukisan ini.

Ilmuwan dan investigator seni berjuang keras untuk memecahkan misteri ini. Mereka bahkan berencana melakukan aksi nekad: membongkar kuburan Lisa Gherardini Del Giocondo di Biara Saint Orsola, Florence -- mengambil DNA-nya, dan merekonstruksi wajahnya.

Tim ilmuwan ini dipimpin Silvano Vinceti, investigator seni yang dijuluki 'Indiana Jones modern'. Tim ini berangkat dari dugan kuat bahwa bangsawan Lisa Gherardini adalah sosok di balik senyum misterius Mona Lisa -- lukisan berusia 500 tahun yang paling dikenal di seluruh dunia.

"Survei awal dari bangunan itu mengungkap keberadaan ruangan bawah tanah berusia 500 tahun. Kami yakin, itu adalah lokasi peristirahatan Lisa Gherardini, yang menginspirasi lukisan Mona Lisa," kata Vinceti, seperti dimuat Daily Mail, Rabu 6 April 2011.

"Kami akan mengkomparasikan DNA yang ditemukan dari tulang-belulang dengan DNA dua jasad lain di dua gereja berbeda di Florence -- di mana dua anak Lisa Gherardini dimakamkan."

Lisa Gheradini, yang meninggal pada 1542, adalah istri seorang saudagar sutra kaya bernama Francesco del Giocondo. Di Italia, lukisan Mona Lisa dikenal sebagai La Gioconda.

Sebelumnya, para sejarawan telah menemukan sertifikat kematiannya yang memberi informasi lokasi kuburan itu, namun ada kekhawatiran bahwa setelah 500 tahun, ruang bawah tanah itu mungkin telah bergeser.

Kekhawatiran lain, penduduk lokal memberikan informasi pada tim bahwa, 30 tahun lalu reruntuhan biara tersebut dibuldozer dan berubah menjadi tempat pembuangan sampah.

Penggalian yang akan dimulai akhir bulan ini mendapat dukungan dari Dewan Florence.

Ini bukan kali pertama Profesor Vinceti membongkar kuburan untuk menyibak misteri. Ia pernah menggunakan teknik yang sama  mencari dan mengidentifikasi jasad Caravaggio, salah satu master Renaissance.

Vincenti juga yang menguak pesan tersembunyi di mata Mona Lisa setelah memeriksanya dengan kaca pembesar super.

Untuk diketahui, Da Vinci mulai melukis Mona Lisa di tahun 1503 atau 1504 dan menyelesaikannya pada tahun 1519, tak lama setelah ia pindah ke Prancis, dan lalu meninggal dunia.

Pada Agustus 1911 lukisan itu sempat dicuri oleh seorang karyawan di Louvre yang berasal dari Italia. Si pencuri merasa, Mona Lisa harus dipulangkan ke tanah airnya: Italia.

Tak hanya dicuri, Mona Lisa juga mengalami serangan vandalisme pada tahun 1956. Sejak itu, Mona Lisa dipamerkan di balik kaca anti peluru - yang melindunginya dari serangan terakhir tahun lalu ketika seorang wanita Rusia marah karena permohonan menjadi warga negara Prancisnya ditolak -- melemparkan cangkir teh ke arah Mona Lisa.

referensi:

April 7, 2011

Apa itu SCT??



Akhir-akhir ini makin banyak saja atlet yang meninggal mendadak pada saat pertandingan berlangsung lalu kenapa hal tersebut dapat terjadi? Bukan kah para atlet itu orang-orang yang professional dalam bidangnya?

Sickle Cell Trait (SCT), meski langka, diperkirakan bisa menjadi penyebab kematian mendadak para atlet Afro-Amerika. Khususnya saat mereka sedang berlatih atau bertanding. Temuan ini dipaparkan oleh ilmuwan pada ajang American College of Cardiology Scientific Sessions, di New Orleans, 1 sampai 3 April lalu.

SCT, yang diperkirakan menjangkiti sekitar 8 persen keturunan Afrika-Amerika yang tinggal di Amerika Serikat juga diperkirakan menjadi penyebab kematian mendadak pada proses perekrutan militer, saat para calon tentara menjalankan latihan berat.

“Semula, sickle cell trait diperkirakan merupakan kondisi yang tidak berbahaya,” kata Kevin Harris, Director of the Echocardiography Laboratory, Abbott Northwestern Hospital, Minneapolis, seperti dikutip dari Physorg, 6 April 2011.

Namun demikian, Harris menyebutkan, penelitian menunjukkan bahwa dalam kondisi fisik yang ekstrim seperti ujian perekrutan militer, sejumlah individu yang mengidap SCT berpotensi meninggal mendadak. “Ini juga ternyata terjadi di dunia olahraga,” ucapnya.

Untuk memastikan, Harris dan rekan-rekannya memeriksa data kematian mendadak para atlit selama 30 tahun terakhir yang tercatat di US National Registry of Sudden Death in Athletes.

Dari 2.387 kematian mendadak yang tercatat, diketahui bahwa 22 atlit yang meninggal memiliki SCT dengan 15 kematian di antaranya, SCT disebut-sebut sebagai penyebab utama. Mereka yang meninggal berusia rata-rata 18,5 tahun. Seluruhnya keturunan Afrika-Amerika dan 20 orang diantaranya adalah laki-laki.

Seluruh atlet meninggal saat melakukan aktivitas fisik dengan 21 orang saat melakukan latihan dan satu orang saat melakukan pertandingan. Dari 22 kematian akibat SCT, 18 di antaranya merupakan atlet sepak bola, 3 orang atlet bola basket dan seorang atlet lari. 

“Kondisi lingkungan seperti panas, kelembaban, dan tingkat dehidrasi juga menjadi faktor lain yang menyebabkan kematian. Ini menggarisbawahi pentingnya istirahat dan minum bagi para atlet muda,” kata Harris. “Jika atlet terdeteksi memiliki SCT, antisipasi yang cukup harus disediakan. Staf pelatih juga harus diberi tahu,” ucapnya.

Temuan ini, menurut para peneliti, juga menegaskan pentingnya melakukan pemeriksaan terhadap atlet untuk mengetahui apakah ia memiliki SCT di tubuhnya. 

referensi:

March 30, 2011

2050 krisis air bersih??


Dampak perubahan iklim benar-benar di depan mata. Ini menjadi ancaman yang tak terhindarkan. Diperkirakan, 40 tahun lagi, lebih dari satu miliar penduduk perkotaan akan menghadari masalah krisis air serius.

Studi ini diumumkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, yang dikutip VIVAnews.com dari Straits Times, Selasa, 29 Maret 2011.

Pada 2050, menurut studi tersebut, perubahan iklim memperburuk efek dari urbanisasi di perkotaan. Kota-kota di India diperkirakan mencatat yang terparah. Namun, selain India, sebagian besar kota besar di dunia juga terancam sanitasi yang buruk.

Studi itu menyorot tren urbanisasi saat ini hingga pertengahan abad nanti, di mana sekitar 993 juta penduduk kota besar akan hidup dengan krisis air. Masing-masing penduduk kota akan hidup dengan kurang dari 100 liter air per hari.

Jika dihitung secara rata-rata, satu orang hanya bisa menikmati air bersih maksimal satu bak mandi penuh per hari. Menurut peneliti, ini adalah jumlah yang sangat minim.

Sebagai dampak perubahan iklim, sekitar 100 juta orang akan kekurangan air minum, memasak, mandi, dan untuk menggunakan toilet.

Saat ini, sekitar 150 juta orang berada di bawah ambang batas penggunaan 100 liter per hari. Dibandingkan warga Amerika, sehari menghabiskan 376 liter air bersih, meski angka aktualnya tergantung pada wilayah tempat dia tinggal.

referensi:

March 29, 2011

BANDUNG BERPOTESI GEMPA



Kabar buruk bagi warga kota Bandung dan sekitarnya karena menurut para pakar bahwa kota Bandung berpotensi terjadi gempa besar.


Pada acara Kuliah Umum Sesar Lembang dan Hubungannya Dengan Masyarakat Bandung, di Institut Teknologi Bandung, kemarin, pakar Geodesi ITB, Irwan Meilano menegaskan bahwa ITB bakal terus memantau pergerakan sesar Lembang menggunakan Global Positioning System (GPS), bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).


Sebenarnya, menurut Irwan, ITB memang telah melakukan pengamatan Global Positioning System (GPS) di sekitar sesar Lembang, sejak 2006 lalu. Dari pengamatan itu, kecepatan laju geser dari sesar Lembang diketahui sekitar 2 milimeter per tahun.


Selain itu ITB juga akan membuat pendetailan pergerakan sesar Lembang agar dapat membuat skenario darurat jika terjadi bencana alam. Pendetailan tersebut, kata Iwan, harus didukung oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait, seperti pemerintah daerah, LSM dan organisasi lainnya.


Pakar gempa senior dari LIPI, Danny Hilman, setuju atas rencana pemetaan patahan secara detail. Menurut Danny ada dua skenario bencana, terkait patahan Lembang. Pertama, getaran akibat pergerakan berada di bawah tanah. Ini memberikan pengaruh luas, namun tidak terlalu berbahaya. Namun, ini sangat bergantung pada tingkat kedalaman getaran.


Kedua, patahan menyebabkan gempa di permukaan, yang dalam hal ini bisa merusak rumah. Karena gerakan patahan ini sukar diantisipasi, maka Danny mengusulkan agar sepanjang jalur patahan dihindari untuk didirikan rumah hunian, dan tanah di jalur patahan itu dibebaskan oleh negara.


Beberapa bangunan yang tepat berada di atas sesar Lembang antara lain adalah Observatorium Bosscha, Sesko AU, Sespim Polri, Detasemen Kavaleri TNI-AD, dan Restoran The Peak.


Daerah lain yang juga dilintasi Sesar Lembang adalah Gunung Palasari, Batunyusun, Gunung Batu & Gunung Lembang, Cihideung, dan Jambudipa bagian barat. Wilayah-wilayah tersebut merupakan wilayah pemukiman yang padat dan dapat berpotensi membahayakan.


Namun demikian, kawasan-kawasan rawan bencana gempa bumi telah diketahui dengan baik. Upaya selanjutnya, adalah bagaimana mempersiapkan diri jika gempa tersebut benar-benar datang.


Tetapi walaupun prediksi para ahli mempercayai bahwa akan terjadi gempa di Bandung namun tidak ada yang tau kapan gempa itu akan terjadi karena hanya Allah SWT yang punya kehendak. 


Referensi:
Powered by Blogger.
 

Black Box Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger